Menggerakkan Anak Muda Memproduksi Minyak Kemiri

Multiplikasi Stube HEMAT di Alor bersama Pemuda GMIT Salem Pasi

Oleh Yusuf Tande, S.Pd.          

Kabupaten Alor sebagai bagian dari propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan alam berupa daratan yang sebagian besar pegunungan, pantai dan laut. Dari daratan mudah ditemui hasil kebun berupa kemiri, kelapa, kopi, kakao, kenari, jambu mente, asam dan beberapa jenis lainnya. Bagi masyarakat Alor, tanaman-tanaman tersebut mudah dijumpai baik di halaman rumah maupun di kebun sehingga wajar jika menjadi sumber pendapatan yang menopang perekonomian masyarakatnya. Hasil panen tersebut biasanya hanya dipasarkan secara langsung baik ke pasar maupun pengepul, tanpa mengolahnya terlebih dahulu sehinga harga rendah atau terkadang fluktuatif. Barang komoditi yang banyak ditemui di pasaran adalah buah kemiri (Alleurites Moluccana), karena populasi pohon kemiri sangat banyak, sehingga hasil panennya mencapai 3.600 ton tahun 2019 (Kabupaten Alor dalam Angka, 2021). Kemiri sebagai bumbu masakan biasa dijual langsung belum dikupas maupun kupasan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.


Bagaimana meningkatkan nilai barang, khususnya hasil bumi yang ada di Alor menjadi hal yang menggelisahkan Petrus Maure, S.Kom, Multiplikator Stube HEMAT di Alor, sehinga ia terus mencari terobosan untuk mengolah hasil bumi tersebut. Ia juga berpikir perlunya “peningkatan skill dan knowledge melalui pengembangan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia menjadi salah satu bentuk melatih kapasitas diri dan mengurangi dosa ekologi,” tegasnya.

Kegiatan lanjutan untuk membekali anak muda membuat Minyak Kemiri dilakukan pada hari Selasa, 13/04/2021 di halaman GMIT Jemaat Salem, Pasi dihadiri 20 peserta yang terdiri atas pemuda, pelajar dan mahasiswa. Mereka secara bersama-sama saling belajar untuk mempraktekkan tahapan demi tahapan untuk mengolah kemiri menjadi minyak kemiri. Beberapa alat yang digunakan pun masih sederhana, seperti nyiru (alat tapis), lesung dan alu (alat penghancur), blender (alat penghalus), tacu dan kongfor (alat pemanas) serta wadah bokor untuk menampung air dan minyak kemiri.

Di workshop ini mereka mengolah 3 kg biji kemiri yang sudah terkupas bersih dari cangkangnya. Langkah yang dilakukan adalah, pertama, menghaluskan kemiri menggunakan lesung dan blender, kedua, memeras adonan kemiri dengan menambah sedikit air. Ketiga, menyimpan air perasan biji kemiri dalam wadah tertutup semalaman, keempat, memanaskan air perasan biji kemiri hingga air menguap dan tersisa minyak kemiri. Kelima, menyaring minyak kemiri dan selanjutnya dimasukkan dalam botol kemasan siap jual. Memang diakui proses ini membutuhkan waktu lama dan minyak kemiri sedikit tetapi minyak kemiri dengan kualitas cukup baik dan berwarna kuning bening. Minyak kemiri murni mengandung vitamin B1 dan bermanfaat untuk merawat rambut agar tetap kuat, merangsang pertumbuhana dan menghilangkan ketombe.

Kegiatan workshop anak muda ini mendapat dukungan dari pendeta gereja setempat, Pdt. Sanci Oan, S.Th., selaku Ketua Majelis Jemaat GMIT Salem Pasi, “Saya mendukung ide-ide kreatif yang datang dari jemaat maupun pemuda-pemudi, dan kegiatan ini juga merupakan bentuk pengembangan ekonomi kreatif jemaat dan masyarakat dalam mengolah potensi alam yang ada di sekitar kita. Ini tidak saja mendatangkan keuntungan secara ekonomis, tetapi juga melatih kemampuan dan pengetahuan kita bagaimana mengolah sumber daya lokal yang ada di kampung kita ini, terlebih usaha-usaha pengembangkan potensi sumber daya alam dan manusia sejalan dengan program Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) dalam mengolah dan mengembangkan ekonomi kreatif jemaat,” jelasnya.

Workshop ini mendapat apresiasi dari Trustha Rembaka, S.Th., koordinator Stube HEMAT Yogyakarta, yang saat itu berada di Alor dalam program Eksposur Lokal ke Alor bersama dua anggota tim Stube lainnya. Bahkan dalam kegiatan ini para peserta workshop dipandu untuk memetakan potensi hasil alam lainnya dan menemukan produk turunan dari bahan-bahan tersebut, sehingga menaikkan nilai ekonomisnya. Beberapa hasil selain kelapa dan kemiri adalah asam, kenari, pinang dan jambu mente.

Harapannya ke depan semangat belajar dan kebersamaan pemuda akan terus terjaga dan mampu mengolah hasil alam lainnya secara kreatif demi menunjang kemandirian mereka melalui wirausaha, yang pada akhirnya akan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan mereka. Tetap melangkah maju, anak muda.***

Komentar