Mengapa Sektor Pertanian Belum Menjadi Pilihan Profesi Utama?

Kelas Inspirasi Potensi Pertanian Milenial Alor

Oleh: Yusuf Tande, S.Pd.          


Mengutip penjelasan kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyami bahwa Petani milenial Indonesia hanya sekitar 2,7 juta orang atau sekitar 8% dari total 33,4 juta petani. Sisanya petani yang berusia mendekati 56 tahun sehingga hasil pertanian yang dihasilkan tidak maksimal. Berdasarkan analisa dan survei serta kegelisahan tersebut, maka lahirlah ide dan inisiatif dari beberapa orang muda di Kecamatan Alor Timur Laut dengan membuat kelas diskusi inspirasi bagi petani milenial Alor yang bertujuan mengumpulkan para petani muda duduk bertukar ide, pikiran yang sekiranya dapat memberi inspirasi dalam menggerakan roda pertanian di Kabupaten Alor khususnya di Kecamatan Alor Timur Laut.

Kegiatan ini didukung oleh Yayasan Dola Koya-koya dan Stube HEMAT Yogyakarta-Alor, berlangsung di satu lokasi lahan pertanian CV n-TT Manise di Kilakawa, Desa Kamot, Kecamatan Alor Timur Laut pada (Sabtu, 15/05/2021). Menghadirkan 5 orang narasumber, yakni ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia di Alor (APINDO) Denny Lalitan, tenaga ahli pendamping desa, Machris Mau, kepala SMK Negeri Bukapiting, Simon Laumakiling, pendiri CV n-TT Manise, Erwin Padademang, wakil rektor UNTRIB Kalabahi, Ely Maruli dan peserta dari kalangan petani muda Alor, alumni SMK Negeri Bukapiting jurusan Pertanian, institusi terkait meliputi SMK Bukapiting, UPT Dinas Pertanian kecamatan Alor Timur Laut, penyuluh pertanian, serta dua orang anak muda asal kecamatan Alor Timur Laut yang telah selesai belajar teknologi pertanian dari Israel.

Dedoris Letmau, ketua panitia menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan kelas diskusi inspirasi pertanian milenial Alor setelah melihat kondisi khususnya bidang pertanian yang tidak lagi menjadi hal utama. Inilah dasar pemikiran kelas diskusi ini. Elyas Asamau, ketua Yayasan Dola Koya-koya dalam sambutannya menyampaikan harapannya,Kegiatan ini terjadi atas inisiatif orang muda yang mencoba mempertemukan para pelaku petani khususnya milenial dengan institusi terkait untuk saling bertukar pikiran dan semoga ada kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung kerja para milenial khususnya teman-teman kita yang telah pulang dari Israel untuk menerapkan teknologi pertanian yang sudah mereka pelajari.

Denny Lalitan, seorang pengusaha, juga mantan anggota DPRD Kabupaten Alor menceritakan bagaimana suka dan dukanya menjalankan roda usahanya. “Tentu dalam perjalanan tidak semulus yang kita pikirkan. Pasti ada masalah, namun sebagai orang muda, masalah bukan berarti membuat kita mundur untuk berusaha. Sektor pertanian merupakan  hal kedua setelah pariwisata. Saya menantang teman-teman yang baru pulang belajar teknologi pertanian di Israel untuk menggandeng berbagai stakeholder dan memperpendek rantai pemasokan melalui e-commerce,” ungkapnya.

Kepala SMK Negeri Bukapiting menyampaikan harapan agar anak-anak SMK yang telah tamat sekolah diberi ruang untuk bisa menerapkan ilmunya. “Sistem yang kami bangun adalah 30% teori dan 70%nya adalah praktek,ungkapnya. Kepala SMK juga menekankan khususnya untuk anak-anak yang memilih jurusan pertanian, memikirkan secara matang mengapa mengambil jurusan ini. “SMK Negeri Bukapiting sendiri belum memiliki sarana dan fasilitas yang memadai, namun lewat kerjasama dengan dinas terkait atau pun Lembaga Swadaya Masyarakat, diharapkan dapat menambah wawasan berpikir anak-anak melalui praktek kerja lapangan,tambahnya.

Senada dengan Kepala SMK Negeri Bukapiting, wakil rektor UNTRIB, Ely Maruli menyampaikan bahwa dengan hadirnya Lembaga Pendidikan, SMK maupun UNTRIB diharapkan dapat menyiapkan sumber daya manusia yang berkompeten di bidang pertanian. “Melalui kegiatan belajar dan praktek lapangan di luar pulau Alor, memberikan  pengetahuan dan membedakan produk pupuk, jenis tanah, dan teknologi yang digunakan,ungkapnya. Maruly juga menyampaikan bahwa sudah ada kesepakatan dan kerjasama yang dibangun antara UNTRIB dan pemerintah daerah kabupaten Alor melalui Dinas BAPPELITBANG dalam melakukan penelitian-penelitian berkaitan dengan bidang-bidang lain baik ekonomi, pendidikan dan sebagainya.

Erwin Padademang salah satu Founder n-TT Manise, mengungkapkan motivasi, kendala, dan rencana mendirikan perusahaan di bidang pertanian yang dinamakan CV n-TT Manise. Erwin mengungkapkan alasannya mendirikan perusahaan di bidang pertanian meliputi; 1) Sumber Daya Alam, 2) Sumber Daya Manusia, 3) Teknologi, dan 4) Modal.

Inisiatif dan ide yang lahir dari orang muda, tentu tidak terlepas dari dukungan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Tenaga ahli pendamping desa, Machris Mau menyampaikan 17 tujuan besar dari SDGs Desa (Sustainable Development Goals) yang diadopsi oleh negara-negara berkembang di dunia. Selanjutnya melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 17 tujuan tersebut diadopsi sebagai turunan sampai ke pemerintah daerah dan desa dengan tujuan kesejahteraan pembangunan desa yang berkelanjutan.

Machris menambahkan bahwa jika sudah mengajukan permohonan, maka harus fokus dalam mengembangkan usaha tersebut, seperti membuat Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dan lembaga pemasarannya. Ke depannya diharapkan para stakeholder bersinergi membangun jaringan dan diskusi seperti ini harus berkelanjutan.***

Komentar